KECAMATAN BANDAR. { BIOGAS }


Biogas di Kecamatan Bandar,Pacitan

Targetkan Mandiri Energi,Pupuk dan Pangan
PACITAN-Bagi masyarakat di Kecamatan Bandar,Pacitan, kotoran ternak merupakan barang berharga.Melalui proses anaerobik digestion,kotoran ternak diolah menjadi biogas.Salah satu energi alternatif pengganti bahan bakar fosil.
UDARA dingin terasa menggigit kulit begitu memasuki Kecamatan Bandar.Betapa tidak,wilayah utara Kabupaten Pacitan itu berada pada ketinggian sekitar 750 meter di atas permukaan laut.Tak salah,kendati jarum jam sudah menunjuk angka 8.00,kabut tebal masih terlihat berarak menyelimuti pucuk-pucuk pepohonan hutan.
Memang,daerah yang berbatasan dengan Ponorogo dan Purwantoro(Wonogiri) ini,lokasinya cukup jauh dari Kota Pacitan.Sekitar 65 kilometer.Medan jalannya pun berkelok-kelok menanjak dengan kemiringan berkisar 45 sampai 60 derajat.Beberapa titik kondisi jalan aspalnya berlubang dan bergelombang,dengan salah satu sisinya terhampar jurang sedalam ratusan meter.
Itulah sebabnya,sebagian besar aktivitas warga,baik ekonomi,pendidikan maupun kesehatan,lebih banyak ke Purwantoro(Wonogiri,Jateng atau ke Ponorogo.Sebab, jarak tempuh ke Purwantoro hanya sekitar 20 kilometer. Begitu juga jarak ke Ponorogo yang hanya 30 kilometer.
Seperti kebanyakan daerah pegunungan lainnya,sebagian besar pencaharian masyarakat adalah bercocok tanam. Pun demikian,struktur tanah di wilayah ini relatif subur untuk tanaman pertanian dan perkebunan. Pasalnya,kendati daerahnya terdiri dari gugusan pegunungan raksasa,tetapi tidak terlalu kesulitan mendapatkan air
.
Tak salah jika daerah ini cukup potensi untuk budidaya ternak sapi maupun perikanan darat.''Saat ini,jumlah ternak sapi warga mencapai 5.200 ekor,''kata Sarifudin,40,Kepala Desa (Kades) Bandar,Kecamatan Bandar,Pacitan.
Diceritakan,usaha ternak sapi sudah lama dilakukan warga.Selain daerah cukup mendukung,hal itu dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan warga.Jika di daerah lain,warga punya uang dibelikan perhiasan atau disimpan di bank,warga Bandar dibelikan sapi.Setelah beranak-pinak,sebagian dijual untuk kebutuhan.
Itulah sebabnya tidak salah jika Pembangkit Jawa-Bali
(PJB)menjadikan Bandar sebagai sentra pengembangan energi alternatif biogas.Pertimbangannya,wilayah itu terdapat ribuan ekor ternak sapi.
Disisi lain,masih ada sebagian warga yang belum bisa menikmati aliran listrik PLN.''Sejak tiga bulan lalu, empat desa di Kecamatan Bandar dijadikan sentra pengembangan biogas,''papar M.Fatkhurrohman,Camat Bandar.
Keempat desa itu adalah Desa Bandar,Kledung, Bangunsari dan Watu Patok.Sebagai tahap awal,Desa Bandar,Bangunsari dan Watu Patok dibangun jaringan di dua titik biogas,sedang Desa Kledung ada lima titik
Dimana,semua kebutuhan mulai tabung sampai pembuatan jaringan,merupakan bantuan dari PJB.Dengan target, setiap titik bisa mencukupi kebutuhan tiga sampai empat warga.''Sebenarnya,semua desa di Bandar(ada 8 desa) sangat potensi pengembangan biogas,''imbuh Fatkhur.
Sejak program itu digulirkan,biogas menjadi pembicaraan penting di masyarakat.Bahkan,tidak sedikit warga dari desa lain yang mendatangi lokasi proyek biogas dan ingin membuat sendiri.Seperti diungkapkan Sarifudin,yang membuat sendiri jaringan biogas di belakang rumahnya.''Total biaya pembuatan sekitar Rp1 juta,Mas,''paparnya.
Proses pengolahannya pun relatif mudah dan sederhana. Yakni,kotoran ternak sapi dimasukkan bak penampungan, yang berukuran tujuh kali satu meter.
Setelah itu,dimasukkan degister,dengan komposisi satu ember kotoran ternak dicampur satu ember air.Untuk tahap awal harus diberi bakteri pengurai.Sepekan kemudian biogas bisa dipergunakan untuk keperluan memasak maupun penerangan lampu listrik.''Untuk keperluan memasak,biogas dilirkan ke kompor gas. Sedang untuk lampu listrik,dialirkan ke mesin genset''.
Hanya saja,energi yang dihasilkan sangat tergantung bahan bakunya berupa kotoran ternak sapi.Jika ingin tahan lama,tabung disisi kotoran sapi setiap hari. Namun,sebagian masyarakat mengisinya empat hari sekali.Sebab,kebutuhan penerangan hanya untuk malam hari.
Dengan keberadaan energi alternatif biogas,lingkungan warga pedesaan tidak lagi gelap gulita di waktu malam. Desa Bandar,misalnya,yang lokasinya berada di pusat kota kecamatan,masih ada dua dusun dari tujuh dusun yang belum menikmati aliran listrik.Andaikan ada warga yang mendapatkan aliran listrik,biasanya mengambil dari rumah warga dusun lainnya,yang berjarak tiga kilometer lebih.
Tidak itu saja,yang membuat warga antusias,limbah kotoran biogas,bisa dimanfaatkan menjadi pupuk organik yang kualitasnya setingkat pupuk urea.Bahkan,ke depan, jika ada peralatan memadai,bisa diolah dalam bentuk tablet.Selain menyuburkan tanaman,pupuk organik itu juga bagus untuk budidaya perikanan darat lele dan nila.''Saat ini,sudah dibentuk paguyuban biogas mandiri,yang beranggotakan 23 orang dan tersebar di empat desa,''terang Sarifudin,yang juga sebagai ketua paguyuban.
Ada beberapa tujuan yang diemban paguyuban ini. Diantaranya,mensosialisasikan biogas,menjadikan kawasan pertanian organik yang menyehatkan dan sebagainya.Tidak itu saja,dengan progran tersebut, diharapkan wilayah Bandar benar-benar akan mandiri energi,mandiri pupuk dan pangan.
Yang jelas,biogas tidak saja berfungsi sebagai energi pengganti bahan bakar fosil.Bukan pula sekedar pemenuhan kebutuhan listrik dan pupuk.Tetapi,lebih dari itu,yakni menurunkan gas rumah kaca di atmosfer dan emisi lainnya.

Popular posts from this blog

Android C2DM (Cloud to Device Message) adalah

Menambahkan data pada TreeView delphi dari database mysql

Menampilkan tanggal fastreport delphi